Pengaruh Ukuran Partikel terhadap Kestabilan Magnetik Pigmen Organik
Ukuran partikel pigmen organik berbasis logam (seperti maghemit/γ-Fe₂O₃ atau hematit/α-Fe₂O₃) memengaruhi kestabilan magnetik melalui mekanisme berikut:
1. Superparamagnetisme pada Partikel Nano
- Partikel <10 nm:
- Menunjukkan sifat superparamagnetik (kehilangan magnetisasi spontan tanpa medan eksternal) akibat fluktuasi termal yang mengacak arah momen magnetik4.
- Kestabilan dalam magnetik akan menurun dikarenakan tidak memiliki magnetisasi remanen yang sangat konsisten.
- Contoh: Nanopartikel hematit (α-Fe₂O₃) dengan ukuran <100 nm cenderung paramagnetik, sehingga kurang stabil dalam aplikasi magnetik4.
2. Stabilitas Domain Magnetik pada Partikel Besar
- Partikel >50 nm:
3. Pengaruh Luas Permukaan dan Aglomerasi
- Partikel Kecil (Nano):
- Contoh: Pigmen maghemit dengan ukuran <1 µm memiliki hiding power baik tetapi rentan aglomerasi jika tidak distabilkan surfaktan24.
4. Distribusi Ukuran Partikel
- Distribusi Seragam:
- Menjamin konsistensi sifat magnetik (misal koersivitas dan remanen).
- Studi: Maghemit hasil sintesis dengan presipitasi-kalsinasi menunjukkan distribusi seragam, meningkatkan stabilitas magnetik2.
- Distribusi Tidak Seragam:
- Menyebabkan variasi perilaku magnetik antarpartikel, mengurangi kestabilan keseluruhan2.
5. Peran Surfaktan dan Matriks Organik
- Surfaktan (misal asam oleat):
- Matriks Organik:
6. Proses Sintesis dan Kalsinasi
- Suhu Kalsinasi:
Kesimpulan
Ukuran partikel berpengaruh kritis pada kestabilan magnetik pigmen organik:
- Partikel nano (<10 nm): Superparamagnetik, kurang stabil tanpa medan eksternal.
- Partikel sedang (10–50 nm): Balance antara stabilitas domain dan risiko aglomerasi.
- Partikel besar (>50 nm): Domain magnetik stabil tetapi rentan oksidasi.
- Distribusi seragam dan penggunaan surfaktan: Kunci menjaga stabilitas magnetik.
Optimasi ukuran partikel dan sintesis diperlukan sesuai aplikasi, seperti media penyimpanan magnetik atau ferrofluida24. Luck365