Peningkatan konsentrasi pelarut organik sangat mempengaruhi jumlah senyawa yang diekstraksi dari bahan alam, terutama senyawa bioaktif seperti flavonoid, tanin, fenolik, dan senyawa lainnya. Berikut adalah rangkuman dan penjelasan berdasarkan hasil penelitian dan literatur ilmiah yang relevan:
1. Hubungan Konsentrasi Pelarut Organik dengan Polaritas dan Kelarutan Senyawa

Konsentrasi pelarut organik (misalnya etanol atau metanol) dalam campuran dengan air menentukan polaritas total pelarut. Polaritas ini akan sangat memengaruhi kemampuan pelarut dalam melarutkan senyawa dengan polaritas tersebut.
- Konsentrasi pelarut organik rendah (50-70%) menghasilkan pelarut yang lebih polar karena kandungan air yang tinggi, sehingga lebih efektif mengekstrak senyawa polar seperti flavonoid, tanin, dan senyawa fenolik.
- Konsentrasi pelarut organik tinggi (90-96%) menurunkan polaritas campuran, sehingga lebih cocok untuk mengekstrak senyawa semi-polar hingga non-polar seperti saponin, minyak atsiri, dan senyawa non-polar lain.
2. Pengaruh Konsentrasi Pelarut terhadap Jumlah Senyawa yang Diekstraksi
- Rendemen ekstrak dan kandungan senyawa bioaktif cenderung meningkat seiring peningkatan konsentrasi pelarut organik sampai titik tertentu. Misalnya, ekstraksi kulit lemon dengan metanol 70% menghasilkan rendemen tertinggi (40,61%) dibandingkan dengan aquades (34,32%).
- Namun, konsentrasi pelarut yang terlalu tinggi dapat menurunkan rendemen ekstrak karena pelarut menjadi kurang polar dan kurang mampu melarutkan senyawa polar secara optimal.
- Pada penelitian ekstraksi flavonoid, konsentrasi etanol 70% menghasilkan aktivitas antioksidan dan rendemen ekstrak yang lebih tinggi dibandingkan dengan etanol 96%.
- Sebaliknya, untuk senyawa yang tertentu seperti dengan kuersetin, peningkatan konsentrasi pelarut etanol akan sampai sekitar 96% dapat meningkatkan kadar menjadi senyawa yang telah diekstraksi.
3. Mekanisme Pengaruh Konsentrasi Pelarut
- Polaritas campuran pelarut: Semakin tinggi konsentrasi pelarut organik, polaritas campuran menurun, sehingga mempengaruhi kelarutan senyawa target sesuai polaritasnya.
- Permeabilitas dan difusi: Konsentrasi pelarut yang optimal dapat meningkatkan permeabilitas sel bahan dan mempercepat difusi senyawa ke pelarut.
- Viskositas pelarut: Konsentrasi pelarut mempengaruhi viskositas, yang pada gilirannya mempengaruhi laju difusi senyawa ke pelarut.
4. Faktor Pendukung Lainnya
- Rasio bahan dengan pelarut: Peningkatan jumlah pelarut juga dapat meningkatkan rendemen ekstrak dan jumlah senyawa yang terekstrak dengan menghindari kejenuhan pelarut. Studi pada ekstraksi biji alpukat menunjukkan bahwa rasio bahan dengan pelarut 1:15 menghasilkan rendemen dan total fenolik tertinggi dibandingkan rasio 1:10 atau 1:5. Luck365
- Metode ekstraksi: Metode seperti maserasi, ultrasonikasi, dan ekstraksi subkritis juga mempengaruhi efisiensi ekstraksi dan interaksi dengan konsentrasi pelarut. elevagedebergerallemand
5. Kesimpulan
- Peningkatan konsentrasi pelarut organik mempengaruhi jumlah senyawa yang diekstraksi secara signifikan, tetapi efeknya bergantung pada sifat polaritas senyawa target dan jenis pelarut.
- Konsentrasi pelarut organik sekitar 70% seringkali memberikan hasil ekstrak optimal untuk senyawa polar dan semi-polar, dengan rendemen dan aktivitas biologis yang tinggi.
- Konsentrasi pelarut yang sangat tinggi (misalnya 96%) dapat meningkatkan ekstraksi senyawa non-polar atau senyawa tertentu seperti kuersetin, namun bisa menurunkan ekstraksi senyawa polar.
- Pemilihan konsentrasi pelarut harus disesuaikan dengan jenis senyawa yang diinginkan dan tujuan ekstraksi untuk mendapatkan hasil maksimal.