Bagaimana perubahan konsentrasi pelarut organik dan rasio dried mass mempengaruhi kualitas senyawa yang diekstraksi

pelarut organik

Perubahan konsentrasi pelarut organik dan rasio dried mass (massa bahan kering) terhadap volume pelarut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas dan jumlah senyawa yang diekstraksi, khususnya senyawa bioaktif seperti flavonoid, polifenol, dan pigmen. Berikut ini adalah pembahasan lengkap berdasarkan berbagai hasil penelitian dan literatur terkait.


1. Pengaruh Konsentrasi Pelarut Organik terhadap Kualitas Senyawa Ekstrak

Konsentrasi pelarut organik menentukan polaritas campuran pelarut, yang harus disesuaikan dengan sifat senyawa target agar ekstraksi optimal. Pelarut organik yang mengandung air (misalnya etanol 60–70%) memiliki polaritas sedang yang efektif mengekstrak senyawa polar dan semi-polar.

  • Pelarut dari konsentrasi organik tersebut dapat menembus dinding sel dengan bahan yang lebih baik, ini dapat menyebabkan protoplasma membengkak maupun juga dapat mempermudah pelepasan senyawa bioaktif.
  • Konsentrasi pelarut yang biasanya terlalu tinggi (mendekati pelarut murni) dapat menurunkan polaritas pelarut sehingga ini dapat membuat kurang efektif mengekstrak senyawa polar, dan juga dapat menurunkan kualitas ekstrak tersebut itu dikarenakan senyawa tertentu tidak dapat larut dengan baik.
  • Misalnya, dalam ekstraksi Sargassum sp, konsentrasi etanol 60% menghasilkan kandungan pigmen fukosantin tertinggi, sedangkan konsentrasi lebih tinggi justru menurunkan hasil ekstrak.

2. Pengaruh Rasio Dried Mass : Solvent terhadap Kualitas Senyawa Ekstrak

pelarut organik

Rasio dried mass : solvent adalah perbandingan massa bahan kering dengan volume pelarut. Rasio ini memengaruhi jumlah pelarut yang tersedia untuk melarutkan senyawa bioaktif.

  • Peningkatan dalam rasio ini (misalnya dari 1:10 menjadi 1:20) dapat meningkatkan jumlah pelarut relatif terhadap dengan bahan, sehingga kapasitas pelarut untuk dapat melarutkan senyawa bertambah maupun juga rendemen ekstrak tersebut meningkat.
  • Rasio bahan-pelarut yang lebih tinggi juga meningkatkan aktivitas penangkapan radikal bebas ekstrak karena kandungan flavonoid dan polifenol yang lebih banyak .
  • Namun, peningkatan rasio yang terlalu tinggi dapat menyebabkan ekstrak menjadi terlalu encer dan menurunkan efisiensi proses secara ekonomis.

3. Interaksi Konsentrasi Pelarut Organik dan Rasio Dried Mass : Solvent

Interaksi kedua variabel ini sangat penting untuk memaksimalkan kualitas dan kuantitas senyawa yang diekstraksi:

  • Pada rasio dried mass : solvent yang sama, peningkatan konsentrasi pelarut organik meningkatkan kemampuan pelarut melarutkan senyawa bioaktif seperti polifenol, antioksidan, dan pigmen (fukosantin) sehingga kualitas ekstrak meningkat.
  • Sebaliknya, pada konsentrasi pelarut yang sama, peningkatan rasio dried mass : solvent meningkatkan kapasitas pelarut sehingga jumlah senyawa yang terekstrak bertambah hingga mencapai titik jenuh.
  • Kombinasi optimal, misalnya etanol 60–70% dengan rasio dried mass : solvent sekitar 1:15 sampai 1:20, menghasilkan ekstrak dengan kandungan senyawa bioaktif tertinggi dan aktivitas biologis maksimal. Luck365
  • Model statistik menunjukkan interaksi signifikan antara konsentrasi pelarut dan rasio dried mass : solvent terhadap hasil ekstraksi (p < 0,001), sehingga keduanya harus dioptimalkan secara bersamaan untuk hasil terbaik. elevagedebergerallemand

4. Dampak pada Rendemen dan Aktivitas Ekstrak

  • Peningkatan konsentrasi pelarut organik dan rasio dried mass : solvent secara bersamaan meningkatkan rendemen ekstrak dan aktivitas antioksidan, karena lebih banyak senyawa bioaktif yang terekstrak.
  • Namun, peningkatan berlebihan pada salah satu variabel dapat menyebabkan penurunan efisiensi ekstraksi akibat kejenuhan pelarut atau perubahan polaritas yang tidak sesuai.

Kesimpulan

Perubahan dalam konsentrasi pelarut organik dan juga rasio dried mass : solvent akan saling berinteraksi untuk dapat mempengaruhi kualitas maupun juga dapat jumlah senyawa yang dapat diekstraksi. Konsentrasi pelarut organik yang sedang (sekitar 60–70%) dan rasio dried mass : solvent yang optimal (sekitar 1:15–1:20) menghasilkan ekstrak dengan kandungan senyawa bioaktif tertinggi dan aktivitas biologis terbaik. Optimalisasi kedua variabel ini sangat penting untuk mendapatkan ekstrak berkualitas tinggi secara efisien.