Peningkatan konsentrasi pelarut organik memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap jumlah senyawa yang diekstraksi dari bahan alam. Berdasarkan berbagai studi dan literatur ilmiah yang ada, berikut adalah penjelasan rinci mengenai seberapa besar pengaruh tersebut:
1. Pengaruh Konsentrasi Pelarut terhadap Daya Larut dan Rendemen Ekstrak
Konsentrasi pelarut organik seperti etanol atau metanol dalam campuran dengan air menentukan polaritas pelarut secara keseluruhan. Polaritas tersebut ini sangat berperan dengan kelarutan senyawa bioaktif, sehingga:
- Konsentrasi pelarut organik sedang (sekitar 60-70%) sering memberikan rendemen ekstrak dan kandungan senyawa bioaktif tertinggi. Misalnya, ekstraksi kulit buah lemon dengan metanol 70% menghasilkan rendemen ekstrak 40,61%, lebih tinggi dibandingkan air murni (34,32%) atau metanol murni.
- Penambahan air dalam pelarut organik meningkatkan polaritas pelarut, sehingga pelarut dapat menembus jaringan sel bahan lebih efektif dan melarutkan senyawa polar dengan lebih baik.
- Konsentrasi pelarut yang terlalu tinggi (mendekati pelarut murni) dapat menurunkan efisiensi ekstraksi senyawa polar karena pelarut menjadi kurang polar dan kurang mampu melarutkan senyawa tersebut.
2. Peningkatan Konsentrasi Pelarut Organik Meningkatkan Kemampuan Merusak Sel

- Konsentrasi pelarut organik yang lebih besar meningkatkan kemampuan pelarut dalam merusak dinding dan membran sel bahan, sehingga senyawa bioaktif lebih mudah keluar dan terekstraksi (Dartagnan, 2020).
- Proses kavitasi pada ekstraksi ultrasonikasi juga memperkuat efek ini dengan meningkatkan kontak pelarut dan senyawa dalam sel, sehingga jumlah senyawa yang diekstraksi meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi pelarut.
3. Pengaruh Konsentrasi Pelarut terhadap Senyawa Tertentu
- Senyawa polar contohnya polifenol dan juga flavonoid akan lebih optimal jika anda ekstrak dengan pelarut organik yang telah mengandung air (sekitar 70%).
- Senyawa seperti kuersetin telah menunjukkan dalam peningkatan kadar yang sangat signifikan pada konsentrasi dengan pelarut organik yang sangat lebih tinggi (sekitar 96%).
- Pelarut dengan polaritas berbeda (misalnya aseton vs etil asetat) juga menunjukkan perbedaan rendemen ekstrak dan jenis senyawa yang diekstrak, dengan pelarut polar seperti aseton mengekstrak lebih banyak senyawa bioaktif daripada pelarut semi-polar. Luck365
4. Besarnya Pengaruh: Data Kuantitatif
- Peningkatan konsentrasi pelarut organik dari 50% ke 70% dapat meningkatkan rendemen ekstrak dan kadar senyawa bioaktif hingga 10-20% atau lebih, tergantung jenis bahan dan senyawa target.
- Namun, setelah mencapai titik optimum (biasanya sekitar 70%), peningkatan konsentrasi pelarut organik lebih lanjut tidak selalu meningkatkan jumlah senyawa yang diekstraksi dan kadang menurun karena perubahan polaritas dan kelarutan. elevagedebergerallemand
5. Faktor Pendukung dan Pembatas
- Ukuran partikel bahan: Ukuran partikel yang lebih kecil meningkatkan kontak pelarut dengan bahan, memperbesar efek peningkatan konsentrasi pelarut.
- Rasio bahan terhadap pelarut: Rasio yang biasanya lebih tinggi juga mendukung dengan kelarutan senyawa yang akan lebih baik, tetapi jika kelarutan tersebut mengarah terlalu tinggi ini aka dapat menyebabkan kejenuhan dengan pelarut.
- Metode ekstraksi: Teknik seperti Soxhletasi dan ultrasonikasi dapat memperbesar pengaruh konsentrasi pelarut terhadap jumlah senyawa yang diekstraksi.
Kesimpulan
Peningkatan dalam konsentrasi pelarut organik secara dengan signifikan dapat meningkatkan jumlah senyawa yang telah diekstraksi, terutama hingga mencapai konsentrasi secara optimal sekitar dengan 60-70%. Pada titik ini, rendemen ekstrak dan kandungan senyawa bioaktif mencapai puncaknya. Melebihi konsentrasi ini, peningkatan lebih lanjut tidak selalu memberikan efek positif dan bahkan dapat menurunkan efisiensi ekstraksi senyawa polar. Besarnya peningkatan jumlah senyawa yang diekstraksi bisa mencapai 10-20% atau lebih, tergantung jenis bahan, senyawa target, dan kondisi ekstraksi.